Rabu, 16 Oktober 2013

PENGGUNAAN METODE BELAJAR KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)


A.    Judul
PENGGUNAAN METODE BELAJAR KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun Pelajaran 2008/2009)
B.     Nama Penulis
C.    Abstrak dan Kata Kunci

ABSTRAK
Kata Kunci: Mata Pelajaran Matematika, Kemampuan Siswa Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan, Metode Belakar Kelompok
Penelitian ini bermula dari adanya kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran mata pelajaran matematika tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 yang telah dilakukan guru dan siswa kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis.Kesenjangan dimaksud, yakni sebagian besar siswa kurang belajar secara aktif yang berdampak pada hasil belajarnya kurang mencapai tingkat kemampuan yang diinginkan.Hal ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang kurang tepat.Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan metode belajar kelompok. Adapun pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana langkah-langkah menggunakan metode belajar kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20?, dan (2) apakah penggunaan metode belajar kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20? Prosedur yang akan ditempuh untuk membuktikan tepat tidaknya solusi tersebut, adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut, dilaksanakan dalam tiga siklus.Setiap siklusnya menempuh tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Setelah melakukan penelitian ini dapat diambil simpulan bahwa penggunaan metode belajar kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20.
                                                    
D.    Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
 Upaya meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran mata pelajaran matematika pada siswa kelas 1 sekolah dasar, sangat bergantung pada berbagai komponen kompetitif dalam proses pembelajaran tersebut, terutama guru. Keutamaan komponen ini melebihi komponen lain, seperti dikemukakan Asher (2008: 72) bahwa “Guru merupakan ujung tombak pemicu keberhasilan siswa dalam mencapai setiap tujuan pembelajaran”. Meski demikian, menurut Asher (2008: 73) “Komponen-komponen yang lainnya, seperti kehadiran siswa, kurikulum, dan unsur metodologi pembelajaran tidak dapat diabaikan, artinya harus diupayakan pula agar memberikan kontribusi pada terwujudnya kualitas yang diharapkan”.
Sebab akibat dari komponen-komponen tersebut kurang memberikan kontribusi, akhirnya proses dan hasil pembelajaran matematika hingga saat ini menjadi kurang berkualitas. Bahkan ada kesan bahwa hasil penilaian yang ada seperti sekarang ini bukan merupakan nilai yang sebenarnya. Jika saja nilai yang sebenarnya itu kemudian dijadikan tolok ukur keberhasilan, yang terjadi pastilah banyak siswa yang tidak naik kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak terjadi lagi, sejak awal perlu dilakukan pembelajaran yang memungkinkan seluruh siswa untuk belajar secara lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Upaya menuju ke arah itu telah dan sedang diupayakan guru kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Tidak sedikit dari upaya yang telah ditempuh ini memberikan dampak yang positif terhadap siswa, baik dalam proses maupun hasil belajarnya. Selain itu, ada dari upaya yang telah dilakukan kurang memberi dampak pada kualitas yang diharapkan, seperti dalam pembelajaran matematika tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Selama dalam proses belajar sedang berlangsung, aktivitas belajar siswa terkesan kurang bergairah. Guru lebih banyak mendominasi dan siswa yang sudah terbiasa aktif lebih dominan, terbukti kurang memberi kontribusi pada sebagian besar siswa. Sebagai akibatnya, sebagian besar siswa kurang berhasil mencapai suatu tuntutan dari kemampuan yang harus dikuasainya setelah proses pembelajaran berlangsung. Salah satu faktor penyebab yang diduga kuat telah memberi dampak kurang sinergisnya antara guru dan siswa dalam mencapai hasil yang diharapkan itu, ialah penggunaan metode yang kurang tepat. Masalah ini tentunya tidak baik jika dibiarkan, karena ada efeknya bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran kemampuan lainnya. Atas dasar itu, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada masalah ini dan cara pemecahan masalah yang diupayakan.
           
b.      Identifikasi Masalah
Kondisi pembelajaran matematika yang dirasakan pada saat ini oleh guru, yaitu kurang manpu mendayagunakan metode yang tepat, kurang memahami materi pembelajaran, dan kurang bervariasi menggunakan media belajar. Sebagai dampaknya bukan saja proses belajar siswa menjadi kurang bermakna tetapi juga hasil belajarnya kurang mencapai target yang diinginkan. Hal ini seperti yang terjadi pada proses dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari dalam pembelajaran melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20, kurang mencapai harapan tersebut. Permasalahan yang dapat diidentifikasi dari persoalan ini, antara lain:
1.      Penggunaan metode, dinilai kurang tepat untuk menyajikan materi ajar yang ingin disampaikan kepada siswa.
2.      Dampak dari penggunaan metode yang kurang tepat, proses belajar siswa menjadi kurang bermakna dan terkesan menoton ketimbang siswa aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.
3.      Dampak lain dari penggunaan metode yang kurang tepat, yaitu hasil belajar yang diinginkan belum bisa dicapai oleh semua siswa. 
Guna mengatasi setiap persoalan di atas, diperlukan metode yang tepat, dalam arti dalam memperbaiki proses dan hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan. Salah satu metode yang dipandang alternatif yang layak untuk digunakan mengatasi masalah tersebut, yaitu metode belajar kelompok. Dasar pertimbangan penggunaan metode ini, selain belum didayagunakan dengan sebaik-baiknya oleh guru, juga ada kelebihan-kelebihan tersendiri yang memungkinkan setiap siswa bisa terlepas dari setiap persoalan di atas. Dengan demikian, masalah yang harus dikaji melalui penelitian ini menjadi jelas, yakni bagaimana cara agar setelah digunakan metode ini, kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20, meningkat.
c.       Rumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah di atas, apa yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, seperti tertuang dalam dua pertanyaan berikut.
1.      Bagaimana langkah-langkah meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode belajar kelompok pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis?
2.      Apakah kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode belajar kelompok?
d.      Cara Pemecahan Masalah
Seperti telah disebutkan pada uraian latar belakang bahwa untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa terkait dengan upaya meningkatkan kemampuanmelakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20, maka untuk solusinya digunakan metode belajar kelompok disertai dengan pendayagunaan media yang tepat. Diharapkan melalui upaya ini dapat memberi kontribusi pada perbaikan kinerja guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini.
e.       Tujuan Penelitian
Bertolak dari pokok masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode belajar kelompok pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis.
2.      Untuk mengetahui dan mendeskrisikan peningkatan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode belajar kelompok.
3.      Untuk menemukan metode yang tepat guna meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis.
4.      Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah, agar lebih memberi kontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ini.
f.       Hipotesis Tindakan        
        Berdasarkan pokok masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode belajar kelompok”.
E.     Kajian Pustaka
a.      Metode Belajar Kelompok
a)      Pengertian Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok matematika untuk merangkum pengertian dimana siswa didik dalam satu kelompok matematika sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu tujuan pembelajaran yang tentu dengan bergotong royong. Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompokmengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas matematika dipandang sebagai suatu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil atau sub-sub kelompok. Sebagai metode kerja kelompok yang dapat dilaksanakan yang kesemuanya bergantung pada beberapa faktor,misalnya pada tujuan khusus yang akan dicapai, umur dan kemampuan siswa-siswa, serta fasilitas pembelajaran-pembelajaran di kelas. Kelompok bisa dibuat berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan minat dan bakat belajar, jenis kegiatan, wilayah tempat tinggal, random dan sebagainya.
b)     Keunggulan Metode Kerja Kelompok
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oelh metode kerja kelompok jika diterapkan dengan sebaik-baiknya, yakni:
1.      membiasakan siswa bekerja sama menurut paham demokrasi, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan bertanggung jawab;
2.      kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang sehat, sehingga membangkitkan kemauan belajar dengan sungguh-sungguh;
3.      guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara indi5idual, cukup hanya dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya. Penjelasan tentang tugas pun dapat dilakukan hanya melalui ketua kelompok;
4.      melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga yang patuh pada aturan.
c)      Kelemahan Metode Kerja Kelompok
        Selain terdapat keunggulan yang dimiliki metode kerja kelompok, juga terdapat kelemahan-kelemahan tertentu yang harus diupayakan guru, yakni:

1.      Segi penyusunan kelompok
1)      Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik intelegensi, bakat dan minat, atau daerah tempat tinggal;
2)      Siswa yang oleh guru telah homogen, sering tidak merasa cocok dengan anggota kelompoknya itu;
3)      Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang masih belum mencukupi.
2.      Segi kerja kelompok
1)      Pemimpin kelompok kadang-kadang sukar untuk memberikan pengertian kepada anggota, sulit untuk menjelaskan dan mengadakan pembagian kerja;
2)      Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan oleh pemimpin kelompok;
3)      Dalam belajar bersama kadang-kadang tidak terkendali sehingga menyimapang dari rencana yang berlarut-larut.
        Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode kerja kelompok, antara lain:
1.      guru harus berusaha memperoleh pengetahuan yang luas dalam hal cara menyusun kelompok, baik melalui buku atau dengan bertanya kepada mereka yang telah berpengalaman;
2.      kumpulan data tentang siswa untuk menunjang tugas-tugas guru;
3.      adakan tes sosiometri dan buatlah sosiogram dari kelas bersangkutan untuk mengetahui klil atau murid yang terisolasi;
4.      bimbingan terhadap kelompok harus dilakukan terus-menerus;
5.      usahakan agar jumlah kelompok itu tidak terlalu besar dan anggotanya dalam waktu tertentu berganti-ganti;
6.      dalam memberikan moti5asi haruslah menuju kepada kompetisi yang sehat.

d)     Langkah-langkah dalam Metode Kerja Kelompok
Dalam pelaksanaan kerja kelompok, dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Membentuk Kelompok
Pendidik atau peserta didik, atau pendidik bersama peserta didik membentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah kelompokdan berapa jumlah anggota setiap kelompokdisesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok.
2.      Pemberian tugas-tugas kepadakelompok
Pendidik memberikan tugas-tugas peserta didik menurut kelompoknyamasing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang mungkin dilakukan oleh setiap kelompokdalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompoksebagai suatu kesatuan.
3.      Masing-masing kelompokmengerjakan tugas-tugasnya
 Peserta didik-peserta didik bekerja sama secara gotong royongmenyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja kelompok.
4.      Pendidik atau pendidik bersamaan peserta didik melakukan penilaian
Penilaian yang dilakukan pendidik bersama peserta didik bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai oleh kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu kesatuan.
         Adapun langkah-langkah implementatif dari setiap kegiatan di atas, sebagai berikut:
1.      Kegiatan awal yang dilakukan, yaitu: ucapkan salam, pengelolaan kelas, penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan apersepsi dengan mencoba menggunakan tanya jawab.
2.      Kegiatan inti yang dilakukan, yaitu: menjelaskan materi dilengkapi media pembelajaran, melakukan tugas kelompok sesuai petunjuk Lembar Kerja Siswa, melakukan tugas kelompok sesuai petunjuk Lembar Kerja Siswa, dan membuat laporan hasil kerja kelompok.
3.    Kegiatan penutup yang dilakukan, yaitu: membuat rangkuman, melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan memberikan tindak lanjut dalam bentuk Pekerjaan Rumah.
F.   Metodologi Penelitian
a.      Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Menurut Hermawan (2007: 114) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa guna mencapai efektivitas dan tujuan pembelajaran yang diharapkan”. Sifat metode tersebut, selain kolaboratif juga bersiklus, dengan langkah kegiatan yang terencana, dilaksanakan sesuai rencana, dievaluasi dan diamati secara ketat, dan hasilnya direfleksi untuk menentukan sikap atas efektivitas dari suatu perlakuan yang diupayakan.
b.      Tempat, Subjek, dan WaktuPenelitian
Lokasi penelitian ini, yaitu di SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Subjek penelitiannya, adalah siswa kelas 1 pada tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah lebih dari 30 orang.
Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran matematika dan kesepakatan antara peneliti dengan teman sejawat, agar tidak mengganggu aktivitas kegiatan pembelajaran lainnya. Setiap pertemuan ditempuh selama 2 x 35 menit,yakni pada hari Selasa dan Kamis.
d.      Prosedur Penelitian
a)      Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus I
Hasil pembelajaran sebelumnya dapat dilihat dari hasil kerja kelompok para siswa yang menghasilkan nilai evaluasi kurang memuaskan, maka dari itu disusun rencana perbaikan pembelajaran dengan membuat persiapan kembali untuk digunakan pada siklus ke I dengan cara guru menguasai dan memehami materi yang akan diajarkan, sebelum melakukan proses belajar guru harus menyediakan media pembelajaran yang tepat guna, kemudian guru pun harus memilih dan mempersiapkan metode yang tepat guna dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan agar tercapai tujuan yang diinginkan, guru harus bisa meningkatkan cara mengajar mulai dari awal pembelajaran hingga kegiatan penutup, dan ketika proses belajar mengajar guru harus dapat mengembangkan tujuan perbaikan pembelajaran, yaitu: untuk mengefektivitaskan metode kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalammelakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
b)     Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus II
Setalah melihat hasil siklus I dan disertai dengan Lembar Kerja Siswa dan melihat hasil dari evaluasi siklus II peneliti dapat melihat hasil nilai sedikit memuaskan, meskipun demikian tetap saja peneliti kembali membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan melakukan persiapan kembali untuk dilakukan pada siklus III dengan merefleksi hasil pembelajaran siklus II. Dalam rangka itu, peneliti menyiapkan materi agar guru lebih menguasai dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, dan tidak lupa peneliti menyediakan media pembelajaran yang tepat, dan menyiapkan metode pembelajaran yang sesui dengan materi pembelajaran yang akan mencapai tujuan pembelajaran yang di inginkan, meningkatkan cara mengajar mulai dari awal proses pembelajaran sampai kegiatan penutup, agar mencapai tujuan yang lebih baik lagi, yaitu: untuk mengefektivitaskan metoda kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
c)      Rencana Perbaikan Pembelajaran Matematika Siklus III
Peneliti melakukan pengamatan dari nilai hasil pembelajaran siklus II, dilihat dari hasil nilai kerja kelompok dan nilai evaluasi ada satu orang siswa yang nilainya di bawah KKM, meskipun sudah mendekati tujuan yang diharapkan tetapi masih ada siswa yang nilainya masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), kemudian peneliti merefleksi pelaksanaan guru ketika menyampaikan materi masih ada beberapa komponen observasi yang kurang sempurna, peneliti menyarankan guru melakukan perbaikan pada siklus II dengan perbaikan pembelajaran, penggunaan media pembelajaran yang maksimal, penggunaan media yang lengkap, dan bimbingan siswa dalam kerja kelompok lebih maksimal, sesuai dengan tujuan perbaikan pembelajaran siklus II, yaitu: untuk mengefektivitaskan metode kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
d)     Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh pengajar dengan mulai membuat Rencana Pembelajaran kemudian terjadi atau hasil pembelajaran siswa tersebut kurang memuaskan, yang diakibatkan dari kekurangan siswa dan kekurangan guru dari proses pembelajaran. Cara pelaksanaannya dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
        Teknik atau cara pelaksanaan pembelajarannya peneliti berperan sebagai pengajar dan teman sejawat berperan sebagai observer, dan hasil observasi disampaikan kekurangan dan kelebihan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran. Apabila masih ada kekurangan dari hasil belajar siswa dilakukan siklus selanjutnya.
Adapun langkah-lang dalam alur penelitian ini, seperti terdeskripsikan pada siklus berikut.








        ALUR BERPIKIR DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Revisi Rencana I
Rencana II
Rencana I
Pelaksanaan dan Observasi
Evaluasi dan Refleksi
Rencana Staregi Pembelajaran
Revisi Rencana III
Rencana Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan dan Observasi
Evaluasi dan Refleksi
Revisi Rencana II
Rencana III
Naskah Akhir Rencana Penelitian
Rencana Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan dan Observasi
Evaluasi dan Refleksi
 























Kemmis dan Mc.Tagart( 1990 : 1)

Alur berpikir dalam penelitian tindakan kelas meliputi :

e.       Teknik Pengumpulan Data.
Data diperoleh selama proses pembelajaran dengan cara observasi, yaitu dari tiap siklus dari proses pembelajaran matematika dan hasil kesepakatan dengan observer dan data yang diperoleh di antaranya:
Rencana pembelajaran dilaksanakan siswa dan diobservasi mulai dari bentuk penulisan dan sistematik Rencana Pembelajaran memenuhi EYD dan karakter perencanaan hingga pada merefleksi setiap siklus. Persiapan pembentukan kelompok siswa sesuai kondisi daya serap siswa, penyediaan sumber belajar dan penggunaan metode kerja kelompok dalam pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga hasilnya akan mengalami perubahan yang baik dan dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil evaluasi, yaitu:
1.      Mata pelajaran matematika mulai dari hasil evaluasi nilai rata-ratasiklus I sampai siklus III adalah sebagai berikut (rata-rata RPP).
2.      Setelah melihat data di atas maka nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah diadakan perbaikan pembelajaran ternyata adanya perubahan yang lebih baik.



f.       Analisis Data
Pertama-tama guru bersama peneliti mengadakan analisis awal tentang proses belajar mengajar, apabila masih kurang berhasil perlu disusun kembali rancangan proses pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif. Supaya siswa akan lebih mengerti tentang materi bangun datar.
Dengan mengadakan penelitian pada akhirnya akan menarik suatu kesimpulan pada tingkat keberhasilan sebuah proses pembelajaran, dan apabila yang bersangkutan merasa belum tercapai apa yang diharapkan, maka guru harus mempersiapkan strategi yang lebih memungkinkan untuk meraih tingkat ketercapaian yang lebih baik lagi.

mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

G.  Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
Setelah melakukan pembelajaran matematika di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari  mengenai materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20di kelas I semester II. Maka dilaksanakan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus I setelah melakukan pengamatan dari hasil pra perbaikan pembelajaran terdapat beberapa yang masih perlu ditingkatkan, yang paling utama dalam proses pembelajaran yang masih perlu melakukan perbaikan, terutama dalam proses pembelajaran seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang mudah mencapai tujuan pembelajaran, seperti: metode kerja kelompok.
Ketika proses pembelajaran berlangsung pada kegiatan awal, peneliti menyampaikan atau informasikan pada peserta didik bahwa hari ini akan menjelaskan tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan yang akan dicapai, yaitu manfaat bangun datar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Melalui apersepsi pula guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah apersepsi dan semua siswa terarah pada materi pembelajaran, secara kelompok siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari = 22,72%, yang cukup 6 orang = 27,27% dan yang kurang atau di bawah SKM 11 orang = 50%.
Dilihat dari permasalahan tersebut di atas, hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada matteri melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah siswa yang mampu mengidentifikasi tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari melalui metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus I, yaitu:
TABEL 4
NILAI HASIL EVALUASISIKLUS I
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
75
75
Cukup
2
S2
70
Kurang
3
S3
67
Kurang
4
S4
85
Baik
5
S5
90
Baik
6
S6
67,5
Kurang
7
S7
75
Cukup
8
S8
82
Baik
9
S9
85
Baik
10
S10
92
Baik
11
S11
68
Kurang
12
S12
72
Kurang
13
S13
75
Cukup
14
S14
75
Cukup
15
S15
71
Kurang
16
S16
73
Kurang
17
S17
74,5
Kurang
18
S18
71,5
Kurang
19
S19
72,5
Kurang
20
S20
73
Kurang
21
S21
75
Cukup
22
S22
75
Cukup
Jumlah
1661

Rata-rata
75,5

Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir      = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.      Baik 5/22 x 100% = 22,72%
2.      Cukup 6/22 x 100% = 27,27 %
3.      Kurang 11/22 x 100% = 50%





TABEL 5
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

b.      Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II
Setelah melakukan pembelajaran matematika pada siklus II di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari  tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Maka peneliti melaksanakan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus III setelah melakukan pengamatan kembali dari hasil perbaikan pada siklus II pada  pembelajaran Matematika di kelas 1 terdapat beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yang paling penting adalah dalam penggunaan metode pembelajran yang seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang mudah mencapai tujuan pembelajaran, seperti: metode kerja kelompok.
Pada proses pembelajaran berlangsung pada pembelajaran siklus II, peneliti menyampaikan pada peserta didik bahwa hari ini akan menjelaskan tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan disertai media pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan yang akan dicapai, yaitu manfaat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Melalui apersepsi pula guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah apersepsi dan semua siswa terarah pada materi pembelajaran, guru membagi Lembar Kerja Siswa secara kelompok siswa mengerjakan tugas untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari 22 siswa yang mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 5 orang = 22,73%, yang mendapat nilai cukup 6 orang = 27,27 % dan yang kurang atau di bawah SKM 11 orang = 50 %.
Dilihat dari permasalahan tersebut di atas, hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah siswa yang mampu mengidentifikasi tentang kegunaan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari melalui metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus II, yaitu:
TABEL 6
NILAI HASIL EVALUASI PADA SIKLUS II
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
75
77
Baik
2
S2
73
Kurang
3
S3
75
Cukup
4
S4
89
Baik
5
S5
93
Baik
6
S6
71
Kurang
7
S7
81
Baik
8
S8
85
Baik
9
S9
87
Baik
10
S10
93
Baik
11
S11
73
Kurang
12
S12
75
Cukup
13
S13
81
Baik
14
S14
77
Baik
15
S15
71
Kurang
16
S16
75
Cukup
17
S17
77
Baik
18
S18
73
Kurang
19
S19
75
Cukup
20
S20
74
Kurang
21
S21
77
Baik
22
S22
77
Baik
Jumlah
1731

Rata-rata
78S,68

Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir      = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.      Baik 12/22 x 100% = 54,54%
2.      Cukup 4/22 x 100% = 18,18 %
3.      Kurang 6/22 x 100% = 27,27%

TABEL 7
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

c.       Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III
Pada perbaikan pembelajaran matematika pada siklus III di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari  tentang materi bangun datar dengan cara menerapkan metode kerja kelompok pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 di kelas I semester II. Maka peneliti melaksanakan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada siklus III pada pembelajaran Matematika di kelas I sudah adanya peningkatan, setelah menggunakan metode pembelajaran yang tepat, yaitu dengan metode kerja kelompok.
Pada proses pembelajaran pada pembelajaran siklus III, peneliti selalu menyampaikan materi yang akan disampaikan pada peserta didik dan peneliti akan menjelaskan tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan disertai media pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan yang akan dicapai, yaitu manfaat melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar. Melalui apersepsi pula guru melakukan Tanya jawab dengan siswa yang mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah melakukan apersepsi dan semua siswa terarah pada materi pembelajaran, guru membagi Lembar Kerja Siswa secara kelompok kemudian siswa mengerjakan tugas untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari 22 siswa anak yang mendapat nilai baik atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimum ada 18 orang = 81,82%, dan yang mendapat nilai cukup ada 4 orang = 18,18 % dan yang mendapat nilai kurang atau di bawah SKM,  tidak ada semuanya tuntas.(100% berhasil).
 Dilihat dari permasalahan tersebut di atas, hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah siswa yang mampu mengidentifikasi tentang kegunaan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari melalui metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus II, yaitu:
TABEL 8
NILAI HASIL EVALUASI PADA SIKLUS III
No
Nama Siswa
SKM
Nilai Diperoleh
Keterangan
1
S1
75
80
Baik
2
S2
75
Cukup
3
S3
78
Baik
4
S4
91
Baik
5
S5
95
Baik
6
S6
75
Cukup
7
S7
83
Baik
8
S8
87
Baik
9
S9
91
Baik
10
S10
95
Baik
11
S11
75
Cukup
12
S12
79
Baik
13
S13
83
Baik
14
S14
81
Baik
15
S15
75
Cukup
16
S16
79
Baik
17
S17
81
Baik
18
S18
77
Baik
19
S19
79
Baik
20
S20
77
Baik
21
S21
85
Baik
22
S22
77
Baik
Jumlah
1798

Rata-rata
81,73



Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir      = Jumlah Nilai x 100
                               Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.      Baik 18/22 x 100%   = 81,82%
2.      Cukup 4/22 x 100% = 18,18 %

TABEL 9
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III




H.  Simpulan
Setelah melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, akhirnya diperoleh suatu simpulan untuk menjawab pokok masalah yang diajukan, yakni sebagai berikut:
1.      Langkah-langkah meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja kelompok, diawali dari menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, baik untuk siklus I, siklus II, maupun siklus III. Langkah selanjutnya, yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, mengevaluasi kemampuan siswa sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan.
2.      Terdapat peningkatan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas I SD Negeri 1 mekarsari Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis setelah digunakan metode kerja kelompok yang sesuai dengan aturan.

I.       Daftar Pustaka
Abdul Azis Wahab. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabetha: Bandung.
Asher. 2007. Manajemen Pengelolaan Pembelajaran Matematika di Kelas Bawah. Jakarta: Rajawali Press.
……… 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Kunandar.2009.Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Pers: Jakarta.
Poerwadarminto. W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
Raka, Joni T. 1980. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud: IKIP Malang.
Syaiful Sagala. 2007.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. 2007.
Wina Sanjaya. 2007.Strategi Pembelajaran. Prenada Media Group: Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar