A.
Judul
PENGGUNAAN
METODE BELAJAR KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM
MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis Tahun
Pelajaran 2008/2009)
B.
Nama Penulis
C.
Abstrak dan Kata Kunci
ABSTRAK
Kata
Kunci: Mata
Pelajaran Matematika, Kemampuan Siswa Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan, Metode Belakar Kelompok
Penelitian ini bermula dari
adanya kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran mata pelajaran matematika
tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20 yang telah dilakukan
guru dan siswa kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten
Ciamis.Kesenjangan dimaksud, yakni sebagian besar siswa kurang belajar secara
aktif yang berdampak pada hasil belajarnya kurang mencapai tingkat kemampuan
yang diinginkan.Hal ini disebabkan oleh penggunaan pendekatan yang kurang
tepat.Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan metode belajar kelompok. Adapun
pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana
langkah-langkah menggunakan metode belajar kelompok untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20?, dan
(2) apakah penggunaan metode belajar kelompok dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan 20? Prosedur yang
akan ditempuh untuk membuktikan tepat tidaknya solusi tersebut, adalah
penelitian tindakan kelas. Penelitian tersebut, dilaksanakan dalam tiga
siklus.Setiap siklusnya menempuh tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.Setelah melakukan penelitian ini dapat diambil simpulan bahwa penggunaan
metode belajar kelompok dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan 20.
D. Pendahuluan
a.
Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan pengelolaan
proses pembelajaran mata pelajaran matematika pada siswa kelas 1 sekolah dasar,
sangat bergantung pada berbagai komponen kompetitif dalam proses pembelajaran
tersebut, terutama guru. Keutamaan komponen ini melebihi komponen lain, seperti
dikemukakan Asher (2008: 72) bahwa “Guru merupakan ujung tombak pemicu
keberhasilan siswa dalam mencapai setiap tujuan pembelajaran”. Meski demikian,
menurut Asher (2008: 73) “Komponen-komponen yang lainnya, seperti kehadiran
siswa, kurikulum, dan unsur metodologi pembelajaran tidak dapat diabaikan,
artinya harus diupayakan pula agar memberikan kontribusi pada terwujudnya
kualitas yang diharapkan”.
Sebab akibat dari komponen-komponen tersebut kurang memberikan kontribusi,
akhirnya proses dan hasil pembelajaran matematika hingga saat ini menjadi
kurang berkualitas. Bahkan ada kesan bahwa hasil penilaian yang ada seperti
sekarang ini bukan merupakan nilai yang sebenarnya. Jika saja nilai yang
sebenarnya itu kemudian dijadikan tolok ukur keberhasilan, yang terjadi
pastilah banyak siswa yang tidak naik kelas. Untuk mengatasi masalah tersebut
agar tidak terjadi lagi, sejak awal perlu dilakukan pembelajaran yang
memungkinkan seluruh siswa untuk belajar secara lebih aktif, kreatif, inovatif,
efektif, dan menyenangkan. Upaya menuju ke arah itu telah dan sedang diupayakan
guru kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis. Tidak
sedikit dari upaya yang telah ditempuh ini memberikan dampak yang positif
terhadap siswa, baik dalam proses maupun hasil belajarnya. Selain itu, ada dari
upaya yang telah dilakukan kurang memberi dampak pada kualitas yang diharapkan,
seperti dalam pembelajaran matematika tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Selama dalam proses
belajar sedang berlangsung, aktivitas belajar siswa terkesan kurang bergairah.
Guru lebih banyak mendominasi dan siswa yang sudah terbiasa aktif lebih dominan,
terbukti kurang memberi kontribusi pada sebagian besar siswa. Sebagai
akibatnya, sebagian besar siswa kurang berhasil mencapai suatu tuntutan dari
kemampuan yang harus dikuasainya setelah proses pembelajaran berlangsung. Salah
satu faktor penyebab yang diduga kuat telah memberi dampak kurang sinergisnya
antara guru dan siswa dalam mencapai hasil yang diharapkan itu, ialah
penggunaan metode yang kurang tepat. Masalah ini tentunya tidak baik jika
dibiarkan, karena ada efeknya bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
kemampuan lainnya. Atas dasar itu, maka dilakukan penelitian tindakan kelas
yang berfokus pada masalah ini dan cara pemecahan masalah yang diupayakan.
b.
Identifikasi Masalah
Kondisi pembelajaran matematika yang dirasakan pada saat ini oleh
guru, yaitu kurang manpu mendayagunakan metode yang tepat, kurang
memahami materi pembelajaran, dan kurang bervariasi
menggunakan media belajar. Sebagai
dampaknya bukan saja proses belajar siswa menjadi kurang bermakna tetapi juga
hasil belajarnya kurang mencapai target yang diinginkan. Hal ini seperti yang
terjadi pada proses dan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari dalam
pembelajaran melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20,
kurang mencapai harapan tersebut. Permasalahan yang dapat diidentifikasi dari
persoalan ini, antara lain:
1.
Penggunaan
metode, dinilai kurang tepat untuk menyajikan materi ajar yang ingin
disampaikan kepada siswa.
2.
Dampak dari
penggunaan metode yang kurang tepat, proses belajar siswa menjadi kurang
bermakna dan terkesan menoton ketimbang siswa aktif, kreatif, inovatif,
efektif, dan menyenangkan.
3.
Dampak lain dari
penggunaan metode yang kurang tepat, yaitu hasil belajar yang diinginkan belum
bisa dicapai oleh semua siswa.
Guna mengatasi setiap persoalan di atas, diperlukan metode yang tepat,
dalam arti dalam memperbaiki proses dan hasil belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan. Salah satu metode yang dipandang alternatif yang layak untuk
digunakan mengatasi masalah tersebut, yaitu metode belajar kelompok. Dasar
pertimbangan penggunaan metode ini, selain belum didayagunakan dengan
sebaik-baiknya oleh guru, juga ada kelebihan-kelebihan tersendiri yang
memungkinkan setiap siswa bisa terlepas dari setiap persoalan di atas. Dengan
demikian, masalah yang harus dikaji melalui penelitian ini menjadi jelas, yakni
bagaimana cara agar setelah digunakan metode ini, kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20,
meningkat.
c.
Rumusan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah di atas, apa yang menjadi
pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, seperti tertuang dalam dua
pertanyaan berikut.
1.
Bagaimana langkah-langkah
meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode belajar kelompok pada
siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari
Kabupaten Ciamis?
2.
Apakah kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan
metode belajar kelompok?
d.
Cara Pemecahan Masalah
Seperti telah disebutkan pada uraian latar belakang bahwa
untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru dan siswa terkait dengan upaya
meningkatkan kemampuanmelakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai 20, maka untuk solusinya digunakan metode belajar
kelompok disertai dengan pendayagunaan media yang tepat. Diharapkan melalui
upaya ini dapat memberi kontribusi pada perbaikan kinerja guru dan siswa
sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan melalui penelitian ini.
e.
Tujuan Penelitian
Bertolak dari pokok masalah yang telah dirumuskan di atas,
maka tujuan penelitian ini dapat ditetapkan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
dan mendeskripsikan langkah-langkah meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
dengan menggunakan metode belajar kelompok pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis.
2.
Untuk mengetahui
dan mendeskrisikan peningkatan kemampuan melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas 1 SD Negeri 1
Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode belajar kelompok.
3.
Untuk menemukan
metode yang tepat guna meningkatkan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis.
4.
Untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah, agar lebih memberi
kontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ini.
f.
Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan pokok masalah
dan tujuan yang ingin dicapai, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut “Kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 pada siswa kelas
1 SD Negeri 1 Mekarsari Kabupaten Ciamis meningkat setelah digunakan metode
belajar kelompok”.
E.
Kajian Pustaka
a.
Metode Belajar Kelompok
a)
Pengertian Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok matematika untuk merangkum pengertian dimana siswa didik dalam satu kelompok matematika
sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu tujuan pembelajaran yang
tentu dengan bergotong royong. Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi
kelompokmengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas matematika dipandang sebagai suatu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun
dibagi atas kelompok-kelompok kecil atau sub-sub kelompok. Sebagai metode kerja
kelompok yang dapat dilaksanakan yang kesemuanya bergantung pada beberapa
faktor,misalnya pada tujuan khusus yang akan dicapai, umur dan kemampuan
siswa-siswa, serta fasilitas pembelajaran-pembelajaran di kelas. Kelompok bisa
dibuat berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan
minat dan bakat belajar, jenis kegiatan, wilayah tempat tinggal, random dan
sebagainya.
b)
Keunggulan Metode Kerja Kelompok
Ada beberapa keunggulan yang dimiliki oelh metode kerja
kelompok jika diterapkan dengan sebaik-baiknya, yakni:
1.
membiasakan siswa bekerja sama menurut
paham demokrasi, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap
musyawarah dan bertanggung jawab;
2.
kesadaran akan adanya kelompok
menimbulkan rasa kompetitif yang sehat, sehingga membangkitkan kemauan belajar dengan
sungguh-sungguh;
3.
guru tidak perlu mengawasi masing-masing siswa secara indi5idual, cukup hanya dengan memperhatikan kelompok saja atau
ketua-ketua kelompoknya. Penjelasan tentang tugas pun dapat dilakukan hanya
melalui ketua kelompok;
4.
melatih ketua kelompok menjadi pemimpin
yang bertanggung jawab dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai warga yang patuh pada aturan.
c)
Kelemahan Metode Kerja Kelompok
Selain terdapat keunggulan yang
dimiliki metode kerja kelompok, juga terdapat kelemahan-kelemahan tertentu yang
harus diupayakan guru, yakni:
1.
Segi penyusunan kelompok
1)
Sulit untuk membuat kelompok yang homogen, baik
intelegensi, bakat dan minat, atau daerah tempat tinggal;
2)
Siswa yang oleh guru telah homogen, sering
tidak merasa cocok dengan anggota kelompoknya itu;
3)
Pengetahuan guru tentang pengelompokkan itu kadang-kadang
masih belum mencukupi.
2.
Segi kerja kelompok
1)
Pemimpin kelompok kadang-kadang sukar untuk memberikan
pengertian kepada anggota, sulit untuk menjelaskan dan mengadakan pembagian
kerja;
2)
Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang
diberikan oleh pemimpin kelompok;
3)
Dalam belajar bersama kadang-kadang tidak terkendali
sehingga menyimapang dari rencana yang berlarut-larut.
Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode kerja kelompok, antara lain:
1.
guru harus berusaha memperoleh
pengetahuan yang luas dalam hal cara menyusun kelompok, baik melalui buku atau
dengan bertanya kepada mereka yang telah berpengalaman;
2.
kumpulan data tentang siswa untuk
menunjang tugas-tugas guru;
3.
adakan tes sosiometri dan buatlah
sosiogram dari kelas bersangkutan untuk mengetahui klil atau murid yang
terisolasi;
4.
bimbingan terhadap kelompok harus
dilakukan terus-menerus;
5.
usahakan agar jumlah kelompok itu tidak
terlalu besar dan anggotanya dalam waktu tertentu berganti-ganti;
6.
dalam memberikan moti5asi haruslah menuju
kepada kompetisi yang sehat.
d) Langkah-langkah dalam Metode Kerja Kelompok
Dalam pelaksanaan kerja kelompok, dapat diambil langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Membentuk
Kelompok
Pendidik atau peserta didik, atau
pendidik bersama peserta didik membentuk kelompok-kelompok
belajar. Berapa jumlah kelompokdan
berapa jumlah anggota setiap kelompokdisesuaikan
dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik
menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang
harus dikerjakan oleh kelompok,
sehingga peserta didik menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok.
2.
Pemberian tugas-tugas kepadakelompok
Pendidik memberikan tugas-tugas peserta
didik menurut kelompoknyamasing-masing.
Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pelaksanaan
tugas dan berbagai aspek kegiatan yang mungkin dilakukan oleh setiap kelompokdalam rangka mewujudkan hasil
kerja kelompoksebagai suatu
kesatuan.
3.
Masing-masing kelompokmengerjakan tugas-tugasnya
Peserta didik-peserta didik bekerja sama
secara gotong royongmenyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam
rangka mewujudkan hasil kerja
kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin
juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan
kelancaran kerja kelompok.
4.
Pendidik atau pendidik bersamaan peserta
didik melakukan penilaian
Penilaian yang dilakukan pendidik bersama peserta didik bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai oleh kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai
dengan tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu
kesatuan.
Adapun
langkah-langkah implementatif dari setiap kegiatan di atas, sebagai berikut:
1.
Kegiatan awal yang dilakukan, yaitu: ucapkan salam,
pengelolaan kelas, penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan apersepsi
dengan mencoba menggunakan tanya jawab.
2.
Kegiatan inti yang dilakukan, yaitu: menjelaskan materi dilengkapi media pembelajaran, melakukan tugas kelompok
sesuai petunjuk Lembar Kerja Siswa, melakukan tugas kelompok sesuai petunjuk
Lembar Kerja Siswa, dan membuat laporan hasil kerja kelompok.
3.
Kegiatan penutup yang dilakukan, yaitu: membuat rangkuman, melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan
memberikan tindak lanjut dalam bentuk Pekerjaan Rumah.
F.
Metodologi Penelitian
a.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan
kelas. Menurut Hermawan (2007: 114) “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
metode yang ditujukan untuk memperbaiki kinerja guru dan siswa guna mencapai
efektivitas dan tujuan pembelajaran yang diharapkan”. Sifat metode tersebut,
selain kolaboratif juga bersiklus, dengan langkah kegiatan yang terencana,
dilaksanakan sesuai rencana, dievaluasi dan diamati secara ketat, dan hasilnya
direfleksi untuk menentukan sikap atas efektivitas dari suatu perlakuan yang
diupayakan.
b.
Tempat, Subjek, dan WaktuPenelitian
Lokasi penelitian ini, yaitu di SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan
Cimerak, Kabupaten Ciamis. Subjek penelitiannya, adalah siswa kelas 1 pada
tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah lebih dari 30 orang.
Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran matematika dan kesepakatan antara peneliti dengan teman sejawat, agar tidak mengganggu aktivitas
kegiatan pembelajaran lainnya. Setiap pertemuan ditempuh selama 2 x 35 menit,yakni pada hari Selasa dan Kamis.
d.
Prosedur Penelitian
a)
Rencana Perbaikan Pembelajaran
Matematika Siklus I
Hasil pembelajaran sebelumnya dapat dilihat dari hasil
kerja kelompok para siswa yang menghasilkan nilai evaluasi kurang memuaskan,
maka dari itu disusun rencana perbaikan pembelajaran dengan membuat persiapan
kembali untuk digunakan pada siklus ke I dengan cara guru menguasai dan
memehami materi yang akan diajarkan, sebelum melakukan proses belajar guru
harus menyediakan media pembelajaran yang tepat guna, kemudian guru pun harus
memilih dan mempersiapkan metode yang tepat guna dengan materi pembelajaran
yang akan diajarkan agar tercapai tujuan yang diinginkan, guru harus bisa
meningkatkan cara mengajar mulai dari awal pembelajaran hingga kegiatan
penutup, dan ketika proses belajar mengajar guru harus dapat mengembangkan
tujuan perbaikan pembelajaran, yaitu: untuk mengefektivitaskan metode kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalammelakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
b)
Rencana Perbaikan Pembelajaran
Matematika Siklus II
Setalah melihat hasil siklus I dan disertai dengan Lembar
Kerja Siswa dan melihat hasil dari evaluasi siklus II peneliti dapat melihat hasil nilai sedikit memuaskan, meskipun demikian tetap saja
peneliti kembali membuat rencana perbaikan
pembelajaran dengan melakukan persiapan kembali untuk dilakukan pada siklus III
dengan merefleksi hasil pembelajaran siklus II. Dalam rangka itu, peneliti menyiapkan materi agar guru lebih menguasai dan
memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, dan tidak lupa peneliti
menyediakan media pembelajaran yang tepat, dan menyiapkan metode pembelajaran
yang sesui dengan materi pembelajaran yang akan mencapai tujuan pembelajaran
yang di inginkan, meningkatkan cara mengajar mulai dari awal proses
pembelajaran sampai kegiatan penutup, agar mencapai tujuan yang lebih baik
lagi, yaitu: untuk mengefektivitaskan metoda kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
c)
Rencana Perbaikan Pembelajaran
Matematika Siklus III
Peneliti melakukan pengamatan dari nilai
hasil pembelajaran siklus II, dilihat dari hasil nilai kerja kelompok dan nilai
evaluasi ada satu orang siswa yang nilainya di bawah KKM, meskipun sudah
mendekati tujuan yang diharapkan tetapi masih ada siswa yang nilainya masih di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), kemudian peneliti merefleksi pelaksanaan guru ketika menyampaikan materi
masih ada beberapa komponen observasi yang kurang sempurna, peneliti menyarankan
guru melakukan perbaikan pada siklus II dengan perbaikan pembelajaran,
penggunaan media pembelajaran yang maksimal, penggunaan media yang lengkap, dan
bimbingan siswa dalam kerja kelompok lebih maksimal, sesuai dengan tujuan
perbaikan pembelajaran siklus II, yaitu: untuk mengefektivitaskan metode kerja kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
d)
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
oleh pengajar dengan mulai membuat Rencana Pembelajaran kemudian terjadi atau
hasil pembelajaran siswa tersebut kurang memuaskan, yang diakibatkan dari
kekurangan siswa dan kekurangan guru dari proses pembelajaran. Cara
pelaksanaannya dengan membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
Teknik
atau cara pelaksanaan pembelajarannya peneliti berperan sebagai pengajar dan teman sejawat berperan sebagai observer, dan
hasil observasi disampaikan kekurangan dan kelebihan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran. Apabila masih ada kekurangan dari
hasil belajar siswa dilakukan siklus selanjutnya.
Adapun langkah-lang dalam alur penelitian ini, seperti terdeskripsikan
pada siklus berikut.
ALUR
BERPIKIR DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Revisi Rencana I
|
Rencana II
|
Rencana I
|
Pelaksanaan dan Observasi
|
Evaluasi dan Refleksi
|
Rencana Staregi Pembelajaran
|
Revisi Rencana III
|
Rencana Strategi Pembelajaran
|
Pelaksanaan dan Observasi
|
Evaluasi dan Refleksi
|
Revisi Rencana II
|
Rencana III
|
Naskah Akhir Rencana Penelitian
|
Rencana Strategi Pembelajaran
|
Pelaksanaan dan Observasi
|
Evaluasi dan Refleksi
|
Kemmis dan Mc.Tagart( 1990 : 1)
Alur berpikir dalam penelitian tindakan kelas meliputi :
e.
Teknik
Pengumpulan Data.
Data diperoleh selama proses
pembelajaran dengan cara observasi,
yaitu dari tiap siklus dari proses pembelajaran matematika dan hasil
kesepakatan dengan observer dan data yang diperoleh di antaranya:
Rencana pembelajaran dilaksanakan siswa
dan diobservasi mulai dari bentuk penulisan dan sistematik Rencana Pembelajaran
memenuhi EYD dan karakter perencanaan hingga pada merefleksi setiap siklus.
Persiapan pembentukan kelompok siswa sesuai kondisi daya serap siswa,
penyediaan sumber belajar dan penggunaan metode kerja kelompok dalam
pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga hasilnya akan mengalami perubahan yang
baik dan dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil evaluasi,
yaitu:
1.
Mata pelajaran matematika mulai dari hasil evaluasi nilai
rata-ratasiklus I sampai siklus III adalah sebagai berikut (rata-rata RPP).
2.
Setelah melihat data di atas maka nilai yang diperoleh
siswa dari hasil evaluasi setelah diadakan perbaikan pembelajaran ternyata adanya
perubahan yang lebih baik.
f. Analisis
Data
Pertama-tama guru bersama peneliti mengadakan analisis
awal tentang proses belajar mengajar, apabila masih kurang berhasil perlu
disusun kembali rancangan proses pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif.
Supaya siswa akan lebih mengerti tentang materi bangun datar.
Dengan mengadakan penelitian pada akhirnya akan menarik
suatu kesimpulan pada tingkat keberhasilan sebuah proses pembelajaran, dan
apabila yang bersangkutan merasa belum tercapai apa yang diharapkan, maka guru
harus mempersiapkan strategi yang lebih memungkinkan untuk meraih tingkat
ketercapaian yang lebih baik lagi.
mencapai tujuan pembelajaran yang baik.
G. Hasil Penelitian
dan Pembahasan
a.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I
Setelah melakukan pembelajaran
matematika di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari mengenai materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20di kelas I semester II. Maka dilaksanakan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada
siklus I setelah melakukan pengamatan dari hasil pra perbaikan pembelajaran
terdapat beberapa yang masih perlu ditingkatkan, yang paling utama dalam proses
pembelajaran yang masih perlu melakukan perbaikan, terutama dalam proses
pembelajaran seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang mudah mencapai
tujuan pembelajaran, seperti: metode kerja kelompok.
Ketika proses pembelajaran berlangsung
pada kegiatan awal, peneliti menyampaikan atau informasikan pada peserta didik
bahwa hari ini akan menjelaskan tentang melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan
yang akan dicapai, yaitu manfaat bangun datar dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekitar. Melalui apersepsi pula guru melakukan tanya jawab dengan siswa yang mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah apersepsi dan
semua siswa terarah pada materi pembelajaran, secara kelompok siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba
melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang
diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari = 22,72%, yang
cukup 6 orang = 27,27% dan yang kurang atau di bawah SKM 11 orang = 50%.
Dilihat dari permasalahan tersebut di
atas, hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses
pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan
dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada matteri melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja
kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah
siswa yang mampu mengidentifikasi tentang melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari melalui
metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan
Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus I, yaitu:
TABEL 4
NILAI HASIL EVALUASISIKLUS I
No
|
Nama Siswa
|
SKM
|
Nilai Diperoleh
|
Keterangan
|
1
|
S1
|
75
|
75
|
Cukup
|
2
|
S2
|
70
|
Kurang
|
|
3
|
S3
|
67
|
Kurang
|
|
4
|
S4
|
85
|
Baik
|
|
5
|
S5
|
90
|
Baik
|
|
6
|
S6
|
67,5
|
Kurang
|
|
7
|
S7
|
75
|
Cukup
|
|
8
|
S8
|
82
|
Baik
|
|
9
|
S9
|
85
|
Baik
|
|
10
|
S10
|
92
|
Baik
|
|
11
|
S11
|
68
|
Kurang
|
|
12
|
S12
|
72
|
Kurang
|
|
13
|
S13
|
75
|
Cukup
|
|
14
|
S14
|
75
|
Cukup
|
|
15
|
S15
|
71
|
Kurang
|
|
16
|
S16
|
73
|
Kurang
|
|
17
|
S17
|
74,5
|
Kurang
|
|
18
|
S18
|
71,5
|
Kurang
|
|
19
|
S19
|
72,5
|
Kurang
|
|
20
|
S20
|
73
|
Kurang
|
|
21
|
S21
|
75
|
Cukup
|
|
22
|
S22
|
75
|
Cukup
|
|
Jumlah
|
1661
|
|
||
Rata-rata
|
75,5
|
|
Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir = Jumlah Nilai x 100
Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.
Baik 5/22 x 100% = 22,72%
2.
Cukup 6/22 x 100% = 27,27 %
3.
Kurang 11/22 x 100% = 50%
TABEL 5
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
b.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus II
Setelah melakukan pembelajaran
matematika pada siklus II di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari tentang melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. Maka peneliti melaksanakan Perencanaan
Perbaikan Pembelajaran pada siklus III setelah melakukan pengamatan kembali
dari hasil perbaikan pada siklus II pada
pembelajaran Matematika di kelas 1
terdapat beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan, yang paling penting adalah
dalam penggunaan metode pembelajran yang seharusnya menggunakan metode
pembelajaran yang mudah mencapai tujuan pembelajaran, seperti: metode kerja
kelompok.
Pada proses pembelajaran berlangsung
pada pembelajaran siklus II, peneliti menyampaikan pada peserta didik bahwa
hari ini akan menjelaskan tentang melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan disertai media pembelajaran dan
metode pembelajaran yang tepat. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan yang
akan dicapai, yaitu manfaat melakukan penjumlahan
dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar.
Melalui apersepsi pula guru melakukan tanya
jawab dengan siswa yang mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah apersepsi dan
semua siswa terarah pada materi pembelajaran, guru membagi Lembar Kerja Siswa
secara kelompok siswa mengerjakan tugas untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba
melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang
diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari 22 siswa yang
mendapat nilai baik atau di atas KKM adalah 5 orang = 22,73%, yang mendapat nilai
cukup 6 orang = 27,27 % dan yang kurang atau di bawah SKM 11 orang = 50 %.
Dilihat dari permasalahan tersebut di
atas, hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses
pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan
dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja
kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah
siswa yang mampu mengidentifikasi tentang kegunaan bangun datar dalam kehidupan
sehari-hari melalui metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS
maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan
Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus II, yaitu:
TABEL 6
NILAI HASIL EVALUASI PADA SIKLUS II
No
|
Nama Siswa
|
SKM
|
Nilai Diperoleh
|
Keterangan
|
1
|
S1
|
75
|
77
|
Baik
|
2
|
S2
|
73
|
Kurang
|
|
3
|
S3
|
75
|
Cukup
|
|
4
|
S4
|
89
|
Baik
|
|
5
|
S5
|
93
|
Baik
|
|
6
|
S6
|
71
|
Kurang
|
|
7
|
S7
|
81
|
Baik
|
|
8
|
S8
|
85
|
Baik
|
|
9
|
S9
|
87
|
Baik
|
|
10
|
S10
|
93
|
Baik
|
|
11
|
S11
|
73
|
Kurang
|
|
12
|
S12
|
75
|
Cukup
|
|
13
|
S13
|
81
|
Baik
|
|
14
|
S14
|
77
|
Baik
|
|
15
|
S15
|
71
|
Kurang
|
|
16
|
S16
|
75
|
Cukup
|
|
17
|
S17
|
77
|
Baik
|
|
18
|
S18
|
73
|
Kurang
|
|
19
|
S19
|
75
|
Cukup
|
|
20
|
S20
|
74
|
Kurang
|
|
21
|
S21
|
77
|
Baik
|
|
22
|
S22
|
77
|
Baik
|
|
Jumlah
|
1731
|
|
||
Rata-rata
|
78S,68
|
|
Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir = Jumlah Nilai x 100
Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.
Baik 12/22 x 100% = 54,54%
2.
Cukup 4/22 x 100% = 18,18 %
3.
Kurang 6/22 x 100% = 27,27%
TABEL 7
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
c.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus III
Pada perbaikan pembelajaran matematika
pada siklus III di kelas I SD Negeri 1 Mekarsari tentang materi bangun datar dengan cara
menerapkan metode kerja kelompok pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 di kelas I semester II. Maka peneliti melaksanakan Perencanaan Perbaikan
Pembelajaran pada siklus III pada pembelajaran Matematika di kelas I sudah adanya peningkatan, setelah menggunakan metode pembelajaran yang
tepat, yaitu dengan metode kerja kelompok.
Pada proses pembelajaran pada
pembelajaran siklus III, peneliti selalu menyampaikan materi yang akan
disampaikan pada peserta didik dan peneliti akan menjelaskan tentang melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan disertai media pembelajaran dan
metode pembelajaran yang tepat. Lebih jelasnya disampaikan pula tujuan yang
akan dicapai, yaitu manfaat melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
sekitar. Melalui apersepsi pula guru melakukan Tanya jawab dengan siswa yang
mengarah pada materi.
Pada kegiatan inti setelah melakukan
apersepsi dan semua siswa terarah pada materi pembelajaran, guru membagi Lembar
Kerja Siswa secara kelompok kemudian siswa mengerjakan tugas untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
Pada kegiatan penutup peneliti mencoba
melakukan suatu evaluasi, ternyata setelah dilakukan analisis dari hasil kerja kelompok dan hasil evaluasi kurang memuaskan, artinya nilai yang
diperoleh masih di bawah Standar Ketuntasan Minimum (SKM). Dari 22 siswa anak
yang mendapat nilai baik atau di atas Kriteria Ketuntasan Minimum ada 18 orang
= 81,82%, dan yang mendapat nilai cukup ada 4 orang = 18,18 % dan yang mendapat
nilai kurang atau di bawah SKM, tidak
ada semuanya tuntas.(100% berhasil).
Dilihat dari permasalahan tersebut di atas,
hasil pengamatan melalui observasi dengan teman sejawat ketika proses
pembelajaran berlangsung, maka pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan
dari hasil Perencanaan Perbaikan Pembelajaran pada materi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja
kelompok oleh guru di depan kelas dan sebagai penyimak maka hasilnya, adalah
siswa yang mampu mengidentifikasi tentang kegunaan bangun datar dalam kehidupan
sehari-hari melalui metode kerja kelompok setelah melihat petunjuk baik LKS
maupun soal evaluasi.
Hasil dari pelaksanaan Perencanaan
Perbaikan Pembelajaran, pencapaian nilai siswa pada siklus II, yaitu:
TABEL 8
NILAI HASIL EVALUASI PADA SIKLUS III
No
|
Nama Siswa
|
SKM
|
Nilai Diperoleh
|
Keterangan
|
1
|
S1
|
75
|
80
|
Baik
|
2
|
S2
|
75
|
Cukup
|
|
3
|
S3
|
78
|
Baik
|
|
4
|
S4
|
91
|
Baik
|
|
5
|
S5
|
95
|
Baik
|
|
6
|
S6
|
75
|
Cukup
|
|
7
|
S7
|
83
|
Baik
|
|
8
|
S8
|
87
|
Baik
|
|
9
|
S9
|
91
|
Baik
|
|
10
|
S10
|
95
|
Baik
|
|
11
|
S11
|
75
|
Cukup
|
|
12
|
S12
|
79
|
Baik
|
|
13
|
S13
|
83
|
Baik
|
|
14
|
S14
|
81
|
Baik
|
|
15
|
S15
|
75
|
Cukup
|
|
16
|
S16
|
79
|
Baik
|
|
17
|
S17
|
81
|
Baik
|
|
18
|
S18
|
77
|
Baik
|
|
19
|
S19
|
79
|
Baik
|
|
20
|
S20
|
77
|
Baik
|
|
21
|
S21
|
85
|
Baik
|
|
22
|
S22
|
77
|
Baik
|
|
Jumlah
|
1798
|
|
||
Rata-rata
|
81,73
|
|
Catatan:
Skor maksimal 100
Skor Akhir = Jumlah Nilai x 100
Skor Maksimal
Persentase Perolehan Nilai
1.
Baik 18/22 x 100%
= 81,82%
2.
Cukup 4/22 x 100% = 18,18 %
TABEL 9
GRAFIK HASIL EVALUASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
H. Simpulan
Setelah melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, akhirnya diperoleh
suatu simpulan untuk menjawab pokok masalah yang diajukan, yakni sebagai berikut:
1.
Langkah-langkah
meningkatkan kemampuan siswa kelas I SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis dalam melakukan penjumlahan dan
pengurangan bilangan sampai 20 dengan menggunakan metode kerja kelompok,
diawali dari menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, baik untuk siklus I,
siklus II, maupun siklus III. Langkah selanjutnya, yaitu melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sesuai dengan rencana, mengevaluasi kemampuan siswa sesuai
dengan teknik yang telah ditetapkan.
2.
Terdapat
peningkatan kemampuan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20
pada siswa kelas I SD Negeri 1 mekarsari Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis
setelah digunakan metode kerja kelompok yang sesuai dengan aturan.
I.
Daftar Pustaka
Abdul Azis Wahab. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabetha: Bandung.
Asher. 2007. Manajemen Pengelolaan Pembelajaran Matematika di Kelas Bawah.
Jakarta: Rajawali Press.
……… 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Kunandar.2009.Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Pers: Jakarta.
Poerwadarminto. W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
Raka, Joni T. 1980. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud: IKIP Malang.
Syaiful Sagala. 2007.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. 2007.
Wina Sanjaya. 2007.Strategi Pembelajaran. Prenada Media Group: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar